Kerajinan Sapu Lantai sudah menjadi tradisi mata pencaharian Warga Dusun Karanggintung Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Sudah turun temurun dari kakeknya kakek sampai buyutnya buyut. Usaha ini ditekuni oleh semua warga yang tersebar dalam RT 18 s/d RT 25. Alhasil Karanggintung sebagai dusun berkemampuan ekonomi tinggi karena mempunyai daya beli tinggi dan sirkulasi keuangan yang cukup cepat.
Kerajinan sapu akhirnya sebagai mata pencaharian pokok yang mutlak harus dijalankan warga Karanggintung, karena dengan inilah penduduk Karanggintung mampu meneruskan kehidupan dan membiayai kehidupan yang cukup tinggi di sebuah desa di pegunungan, yang reltif berat dibidang segalannya.
Bahan sapu berupa tanaman tahunan, orang Sirau menyebutnya "JEMBUL" namun ada yang menyebutkan glagah arjuna. Bagian yang digunakan hanya bunga dan tangkainya. Tanaman jembul ini banyak dijumpai di daerah pegunungan sekitar Sirau, juga di gunung Cupu, sekitar Kecamatan Karangreja, Kecamatan Karangjambu, Desa Penusupan dll. Umumnya warga Karanggintung memiliki cadangan Jembul antara 3 kwintal s/d 1 ton per-rumah. Nah begitu banyaknya bahan sapu yang tersimpan dan secara berkala diproses menjadi sapu sehingga setiap tahunnya mengalami kekurangan bahan sapu lokal. Sudah menjadi hal umum untuk menjaga stok /persediaan bahan sapu selalu ada, maka beberapa warga mendatangkan dari daerah lain yang menyediakan. Umumnya daerah penyedia jembul ditempatnya tidak membuat kerajinan sapu sehingga jembul dijual ke Sirau.
Diperkirakan sebulan sekali bahan sapu yang didatangkan dari daerah lain antara 3 s/d 5, tergantung siklus perdagangan sapu. Semakin cepat proses pembuatannnya juga semakin cepat habis bahan bakunya sehingga semakin cepat pula membutuhkan bahan bakunya.
By Hadi S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar